Biola WR Soepratman, Saksi Bisu Kongres Pemuda

Dipublikasikan pada 30 October 2014 oleh Official Bapomi

86 Tahun silam, gesekan biola dari tangan Wage Rudolf (WR) Soepratman bergema di Gedung Indonesisch Huis Kramat (kini bernama Gedung Kramat 106/Museum Sumpah Pemuda). Tiap nada yang menjadi cikal bakal lagu kebangsaan Indonesia Raya itu didengarkan dengan khidmat oleh para pemuda yang memenuhi gedung tersebut kala itu.

Setelah musik dari gesekan biola terhenti, Sumpah Pemuda pun dikumandangkan. Sejak saat itu, hidup WR Soepratman tak lagi tentram.

Seperti ditulis Anthony C Hutabarat dalam bukunya yang berjudul, Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf Soepratman: Pencipta Lagu Kebangsaan Republik Indonesia. Gerak-gerik Soepratman selalu diawasi dan dibuntuti oleh polisi rahasia Belanda (RID).

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan. Namun Soepratman tidak sempat menikmati suasana itu. Dia meninggal dunia pada 17 Agustus 1938.

Sementara biola di tangan WR Soepratman itu menjadi saksi bisu perjuangan para pemuda untuk mempersatukan Indonesia. Hingga puluhan tahun berlalu, Indonesia Raya dan Sumpah Pemuda masih abadi di ingatan rakyat.

Biola karya Nicolaus Amateus Fecit itu terbuat dari 3 jenis kayu. Yakni jati Belanda, mapel Italia, serta kayu eboni Afrika Selatan. Kini biola itu tersimpan di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat. Biola itulah yang digunakan untuk menciptakan lagu Indonesia Raya.

“Biola ini diperoleh WR Soepratman tahun 1994 dari WM Van Eldick sebagai hadiah ulang tahun,” kata Kepala Museum Sumpah Pemuda Agus Nugroho 24 September 2014 lalu.

Dia mengatakan, biola WR Soepratman termasuk model Amatus dan berukuran 4/4 atau standar. Panjang badan biola itu yakni 36 centimeter, lebar badan bagian terlebar 20 centimeter dan 11 centimeter pada bagian tersempit, tebal tepian 4,1 centimeter dan tebal bagian tengah 6 centimeter.

Namun saat ini yang dipajang di Museum Sumpah Pemuda hanya replika biola WR Soepratman. Hal ini dilakukan untuk menjaga biola yang asli.

Setiap 2 bulan sekali, pengelola museum melakukan konservasi atau perawatan biola tersebut. Tak cuma biola, Museum Sumpah Pemuda juga menyimpan koleksi foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda dan piringan hitam Indonesia Raya.

Sumpah pemuda diikrarkan 86 tahun silam, yakni pada 28 Oktober 1928 dalam sebuah kongres. Kongres Sumpah Pemuda ini diselenggarakan oleh berbagai organisasi Indonesia, yakni Jong Java, Jong Soematra, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia.

Rumusan sumpah pemuda merupakan bentuk identitas nasional yang menjadi simbol persatuan dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi kekuatan kolonial kala itu.

More Video...